Ads 468x60px

Pages

Mary Stayed Out All Night Episode 2

Ayah memandangi pria asing yang berdiri di ruang tamunya. Mary mencoba menjelaskan, tapi hal itu tidak membantu sebab dia dan ayahnya ketakutan sedangkan Mu-gyul terhuyung2 dalam kondisi mabuknya. Yang menambah pilu, jelas Mu-gyul adalah jenis orang yang dibenci tiap ayah: rocker dengan rambut panjang dan bau bir. Ditambah sepeda motor yang merupakan ketakutan nomer satu ayah Mary.


Ketika Mary buru2 menggiring Mu-gyul ke luar apartemennya, ayah bergumam, “Rambut panjang itu… dia laki2 atau perempuan?” Mu-gyul berhenti dan bersulang, “Mary Christmas!” sambil tersenyum. Sebelum mereka mampu menyelesaikan urusan keberadaan Mu-gyul di apartemen Mary, penagih hutang kembali muncul di pintu. Mary dan ayahnya bergegas lari ke jendela, mencoba untuk kabur. Ayah berjanji akan menelpon, lalu memanjat jendela lagi.



Ayah pergi menemui Jung-seok, yang sekarang sudah melihat foto Mary dan mendapati bahwa Mary adalah replika ibunya, wanita yang dia sangat cintai sepanjang hidupnya. Para ayah ini merancang kencan buta untuk anak2 mereka dan keesokan harinya Mary duduk dan menunggu di lobby hotel, tidak tahu kenapa dia dipanggil kesana. 

Selagi duduk di lobby, dia melihat aktor terkenal, jadi Mary bangkit tepat waktu untuk minta tanda tangan dan foto bersama. Aktor itu mau memberikan tanda tangan tapi menolak berfoto, jadi Mary mundur. Dia mulai menelpon temannya untuk memberitahunya kalau dia mendapatkan tanda tangan, tapi manajer aktor itu mengira Mary mencuri-curi foto, dan mengirim seseorang untuk mengambil hp Mary.


Pada saat inilah Jung-in masuk, dan melihat orang dari perusahaannya meminta hp Mary. Jung-in mengampiri lalu menyerahkan amplop berisi uang sebab mengira Mary ingin memeras mereka. Mary menolak dan membela diri atas tuduhan itu lalu marah ketika diminta menandatangani surat pengaduan kecelakaan. Bagaimana dengan orang2 dan laporan kecelakaan mereka? Hal ini memicu ingatan malam memabukkan dirinya dengan Mu-gyul dan betapa susahnya dia mendapatkan tanda tangan Mu-gyul. Jadi Mary mendesah dan setuju untuk menandatangani dokumen itu.



Jung-in berusaha menghina Mary sepanjang waktu, menyebutnya remaja dan memandangnya seperti fans yang sinting. Sikap Jung-in sangat dingin dan terlihat marah, tapi dia tidak kejam, dan Mary bergumam pada dirinya sendiri, “Pria itu menjengkelkan sopannya.” Mary menyebut Jung-in bajingan sopan di belakangnya.

Mary menyadari kalau Jung-in meninggalkan amplop dan menemukan uang yang sangat banyak jumlahnya. Sedangkan, Jung-in kembali ke alasan kenapa dia ada di hotel ini: untuk mendapatkan aktris Seo-jun sebagai aktris utama dalam dramanya. Seo-jun setuju melakukannya dan mendoakan semoga Jung-in beruntung dalam kencan butanya, menyebutnya kuno karena setuju pada pernikahan yang sudah diatur. 

Perkataan ini mengingatkan Jung-in kalau dia sudah terlambat, tapi ketika dia menelpon Mary, dan hp Mary rusak, jadi tidak terhubung. Mereka duduk di meja yang berbeda di lobby yang sama, menunggu tapi tidak pernah bertemu. Mary akhirnya tahu kalau dia disana untuk kencan buta dan Mary benar2 kaget serta marah. Dia menemui ayah di toko baju pengantin dimana ayah berkeras kalau Mary harus menemukan baju untuk pertunangannya. Mary kaget dan menebak kalau ayah ingin segera menikahkannya untuk membayar hutangnya. Meski ayah tentu saja menyangkalnya.


Mary tidak percaya kalau ayahnya ingin menikahkannya dengan pria yang wajahnya tidak pernah dia lihat dan meragukan keyakinannya pada janji keluarga itu untuk menutupi hutang2 ayahnya. Mary berakhir dengan mengemasi tasnya dan meninggalkan rumah. Dia akan pergi ketika dia melihat kotak gitar Mu-gyul di ruang tamunya. Dia tidak percaya kalau seorang rocker tanpa kotak gitarnya, tapi membukanya juga dan menemukan kalau isinya adalah baju2. Mary juga menemukan hp Mu-gyul jadi dia memutuskan untuk membawa barang2 itu bersamanya.


Mu-gyul tampil bersama band-nya untuk manajer baru yang cukup potensial, yang baru saja ingin membuatnya menjadi penyanyi solo. Mu-gyul menolak dan lebih memilih bersama rekan2 band-nya. Mary menelpon salah satu dari mereka dengan hp Mu-gyul dan mencari keberadaan Mu-gyul untuk mengembalikan barang2nya. Teman2 Mu-gyul mulai memanggil Mary jae-soo-sshi dan hyung-soo-nim (panggilan untuk istri saudara laki2).


Mary berkeras kalau mereka bukan pasangan suami istri tapi mereka tahu kalau Mu-gyul sudah tidur di rumah Mary, jadi mereka menyimpulkan demikian, dan Mu-gyul sama sekali tidak membantu sebab dia mendapati kalau Mary sangat lucu dan menggemaskan. Mu-gyul bahkan merasa kagum karena Mary kabur dari rumah, menertawakan seseorang yang berusia 24 tahun itu yang baru untuk pertama kalinya meninggalkan rumah. Mu-gyul menebak dengan benar bahwa Mary bahkan meninggalkan surat dramatis untuk ayahnya dan mati tertawa karena keluguan Mary.

Mary nongkrong bareng anak2 band itu sampai teman2nya menjemputnya, kemudian teman2 Mary yang sekarang memilih nongkrong disana, meski Mary bersikeras agar mereka segera pergi. Semuanya mulai berubah drastic, ketika anggota band yang mabuk memulai perkelahian yang menuntun mereka ke jalanan untuk bertinju.


Mu-gyul hanya duduk tidak peduli, minum bir dan menunggu. Ini seperti sudah biasa terjadi dan dia sama sekali tidak peduli. Mary duduk di samping Mu-gyul dan bertanya dengan mabuk apakah namanya Mary Christmas. Dengan putus asa Mary mengatakan kalau namanya hanya Mary yang Mu-gyul balas dengan mengatakan kalau Mary perlu julukan baru. Kali ini Mu-gyul memutuskan kalau Mary seperti anak anjing jadi dia mulai menggonggong ke arah Mary, mengeram seperti orang gila. Mary menjawab dengan menirukan suara kucing dan menyebut Mu-gyul anak kucing.

Polisi tiba untuk menghentikan hura2 ini, jadi mereka semua lari, dan Mu-gyul menarik tangan Mary. Mereka berlari sambil berpegangan tangan di jalanan Hongdae. Mary memperhatikan kalau hal2 gila terjadi padanya ketika dia menginjakkan kakinya di Hongdae. Contohnya, mereka sedang berjalan dan dua pria marah2 karena Mu-gyul menabrak mereka. Mereka berteriak menghina Mu-gyul, mulai dari ‘apa kau laki2 atau perempuan’ hingga langsung menyumpahi Mu-gyul. Awalnya Mu-gyul hanya mengabaikan tapi malah kembali dan meninju pria itu yang membuat mereka mendarat di kantor polisi.



Mary mencoba minta maaf pada kedua pria itu demi Mu-gyul untuk menghindarkannya dari tuntutan tapi Mu-gyul menolak melakukannya dan bahkan memulai perkelahian baru di kantor polisi. Mary menghentikan dengan berteriak, “Jagi-ya!” yang artinya sayang dan mengajaknya menyingkir. Mary meminta Mu-gyul untuk membuat tinju dan mendekatkannya ke wajahnya. Lalu Mary membuat Mu-gyul meninju hidungnya sendiri. Sekarang hidung Mu-gyu berdarah, kedua pihak terluka, jadi Mu-gyul tidak dituntut kecuali mereka juga dituntut.


Band itu dan teman2 Mary menyelamati Mary karena kecerdikannya (semua didapat dari pengalaman bertahun-tahun dari kehidupan ayahnya), dan lanjut minum2 bareng. Mu-gyul bertanya pada Mary kenapa Mary membantunya, dan Mary menjawab kalau Mary ada disana ketika Mu-gyul berkelahi. Sekarang Mary bicara dengan bahasa yang lebih santai, yang diperhatikan oleh Mu-gyul dan berkata kalau Mary pasti sudah terbiasa dan nyaman berada di dekat Mu-gyul.

Menanggapi teman2nya yang mengatakan kalau Mu-gyul harus menikahi wanita seperti Mary, Mary mengatakan kalau siapapun yang dinikahi Mu-gyul berada dalam kehidupan yang kacau. Mu-gyul berkata dia tidak akan menikah dan Mary menjawab kalau Mu-gyul memang tidak seharusnya menikah, sebab pernikahan itu akan menjadi kesalahan bagi orang lain, sebab Mu-gyul adalah suami yang mengerikan dan materialistis. Mu-gyul: peminum, playboy, musisi, tampan, malas, dan punya kepirbadian jelek.


Sedangkan, ayah merespon kaburnya Mary dengan melewati acara pertunangan dan langsung ke acara pernikahan. Mary merana, apa yang harus dilakukan agar bisa keluar dari situasi ini dan teman2 Mary muncul dengan sebuah rencana: bilang pada ayah kalau Mary sudah punya pacar. Itu tentu tidak akan cukup untuk menghentikan ayah. Lalu mereka memutuskan kalau Mary harus menikah terlebih dahulu dan dengan cara itu, Mary tidak bisa menikahi pria lain. Yang diperlukan adalah ‘bukti’ yang cukup untuk menghentikan ayah menikahkan Mary dengan pria pilihannya. Mereka beralih ke Mu-gyul yang tidak sadar apa yang sedang direncanakan sebab sedang sibuk dengan headphone-nya.



Inilah sesi foto untuk pernikahan (bohongan) Mary dimana Mary mengenakan sneaker merah dengan baju pengantin mini dan Mu-gyul menguap dengan taksidonya. Permintaan Mary pada sang fotografer: “Bisakah kau memotret kami dari jarak jauh jadi wajah kami tidak terlihat?” Teman2 mereka bergabung dengan pakaian yang konyol. Mary mengirimkan foto itu pada ayah lengkap dengan catatan kalau dia mencintai pria ini dan sudah menikahinya. Mary dan Mu-gyul berpisah dan berpesan pada satu sama lain untuk tidak bertemu lagi. Mereka berdua berbalik untuk malihat lagi ketika yang lain sudah berjalan menjauh.

Ayah mendapatkan foto itu saat dia bersama Jung-seok, yang langsung menelpon Jung-in. Jung-in baru saja menandatangani drama dengan Seo-jun. Dia terus meremehkan keputusan Jung-in untuk mau menikahi siapa saja yang dipilihkan oleh ayahnya, tapi kelihatannya Jung-in tidak peduli. Ayah menelpon Mary agar pulang dan berpura-pura kalah. Mary minta maaf karena sudah membuat khawatir dan bertanya apakah pembicaraan pernikahan sudah berakhir sekarang. Ayah dalam diamnya menyerahkan dokumen pada Mary… yang memperlihatkan pada Mary tentang pendaftaran pernikahannya dengan Jung-in!

Mary menemui seorang pengacara, yang menjelaskan kalau Mary harus melengkapi bukti bahwa ayahnya telah mendaftarkan pernikahan Mary tanpa sepengetahuannya, yang kemudian akan membuat ayah Mary menjadi seorang penjahat. Pengacara mengatakan pada Mary kalau dia tidak mau mengambil cara itu maka jalan keluar paling mudah adalah bercerai. Mary berteriak, “Bagaimana aku bisa menceraikan seseorang yang bahkan tidak pernah aku nikahi!”


Jung-in bertemu dengan ayahnya yang menjelaskan keadaannya. Jung-in tidak melihat alasan kenapa harus gadis ini, jika yang ayah inginkan hanya agar Jung-in menikah. Tapi ayah sudah memastikan kalau harus Mary dan mengingatkan: agar ayah tetap berinvestasi dalam bisnis Jung-in, Jung-in harus menikahi Mary. Jung-in memutuskan kalau dia perlu waktu, untuk memastikan kalau gadis itu juga tidak menginginkan pernikahan ini. Jadi Jung-in memutuskan kalau satu tahun terlalu lama tapi 100 hari sudah cukup.

Mary mencoba bicara dengan ayah dan bertanya apakah alasan sebenarnya dari pernikahan ini adalah untuk menghapuskan hutangnya. Memang alasan sebenarnya adalah menghapuskan hutang itu tapi ayah malah meyakinkan dirinya kalau memang ini yang terbaik bagi putrinya. Mary memutuskan untuk minum soju buat menghilangkan kesedihannya hari itu. Dia menelpon Mu-gyul untuk diajak sebagai teman minum. Mu-gyul akhirnya mengajak Mary makan sup.



Mereka berjalan ke luar dan Mu-gyul menepuk kepala Mary lalu mengucapkan selamat tinggal, tapi Mary malah mengikuti Mu-gyul. Mary bertanya apa impian Mu-gyul dan apakah dia berencana untuk menghabiskan hidupnya dengan main musik. Mu-gyul berkata kalau dia berencana menjalani hidupnya seperti itu lalu bertanya apa impian Mary. Mary hanya ingin menjalani hidup yang normal – hidup dimana dia pulang ke rumah dan bertemu ibu serta ayah yang tidak mengkhawatirkan soal uang, dimana dia bisa pergi ke sekolah tanpa khawatir bagaimana harus membayar uang sekolah. Mu-gyul tersenyum, sadar kalau Mary punya kehidupan yang sulit.

Mu-gyul mendekat, “Mung-mung.” Mary juga mendekat, “Yow-eng-ie. (miaw).” Mary menunjukkan sertifikat pernikahan pada Mu-gyul dan mulai meminta pertolongan lagi… tapi Mu-gyul malah menjauh darinya, sambil berteriak, “Tidak!” Mary mengikuti Mu-gyul ke taman dimana dia memainkan lagu untuk sebuah kerumunan kecil, dan Mary memikirkan kembali dengan sedih apa yang ditawarkan ayahnya: bahwa Mary mencoba untuk menikah selama 100 hari dengan Jung-in, dan pada akhirnya, dia akan memilih antara Mu-gyul atau Jung-in.


Mary memohon pada Mu-gyul untuk membantunya sekali lagi, meminta Mu-gyul meminjamkan namanya selama masa kontrak pernikahannya, tapi Mu-gyul menolak, mengatakan pada Mary kalau semua ini tidak ada hubungannya dengan dirinya. Mary akhirnya malah mengikuti Mu-gyul sepanjang hari itu, sampai dia mendapati dirinya di gang gelap dan berhadapan dengan dua penjahat yang memandangi Mary seperti mainan yang lezat. Mu-gyul muncul untuk menyelamatkan, muncul dari belakang dan meletakkan tangannya di sekitar tubuh Mary. Kaki Mary sakit karena mengikuti Mu-gyul jadi Mu-gyul menawarkan untuk menggendong Mary saja.



Mu-gyul setuju membantu Mary dan mengatakan kalau satu hal yang orang lakukan ketika melakukan kontrak pernikahan adalah: jangan jatuh cinta padaku. Mary menjamin kalau dia tidak menyukai Mu-gyul, dia mungkin keren tapi tidak sebagai pasangan prianya. Mu-gyul setuju kalau Mary imut tapi tidak sebagai pasangan wanita dimatanya.

Mu-gyul bertanya siapa yang akan Mary pilih di akhir hari ke seratus. Mary berkata kalau dia tidak akan memilih siapapun. Kontrak itu akan menghapuskan hutang ayahnya, menyelamatkan rumah mereka, dan pada akhirnya Mary bebas untuk memilih siapapun yang dia sukai… dan dia tidak akan memilih siapapun. Mary pergi ke rumah dan menandatangani kontrak itu, yang sebenarnya membagi hari2 Mary dengan kedua pria itu. Jung-in mendapatkan jam 9 sampai jam 5 dan hari sabtu. sedangkan Mu-gyul mendapatkan 5 sampai jam 10 dan hari minggu.


Mary menelpon Mu-gyul untuk memberitahunya tentang jadwal itu dan berjanji untuk tidak menipunya. Ayah masuk ke kamar Mary dan kesal karena putrinya menelpon Mu-gyul. Mary menembahkan ke telpon, “Jagi-ya, tidur yang nyenyak ya! Mimpikan aku!” Mary tetap berpura-pura kalau dia dan Mu-gyul saling mencintai.

Keesokan harinya, Mary menuju rumah Jung-in dan megap2 mendapati rumah mewah dihadapannya. Hal pertama yang membuat dia senang adalah TV besar yang ada dihadapannya, “Pasti menyenangkan nonton drama dengan TV itu!”


Jung-in tiba dan mendapati Mary tidur di sofa, dengan rambut keritingnya yang menutupi wajahnya. Dia jatuh dari sofa dan terbangun dan mereka saling menyapa untuk pertama kalinya. Setelah perkenalan mereka, Mary memandangi wajah Jung-in dan langsung mengenalinya, “Bajingan sopan!”