Ads 468x60px

Pages

Mary Stayed Out All Night Episode 6

Setelah ciuman itu, Mu-gyul memberikan tatapan yang seolah-olah berkata, ‘lihat apa yang aku lakukan? Ha!’ Jung-in hanya memberikan senyum kecil dan pergi. Mary merasa pusing setelah ciuman itu, dia seperti terhempaskan. Dia bergegas keluar sebelum menyerah dengan air matanya dan ketika Mu-gyul bertanya ada apa dengannya, Mary berteriak kalau itu adalah ciuman pertamanya.



Mu-gyul menyeringai setelah menyadari kalau dia baru saja mencuri saat2 romantis Mary lalu berlutut dihadapannya. Dia menawarkan punggungnya sebagai tas pukul. Mu-gyul meminta maaf dan meminta Mary untuk melampiaskan kemarahannya padanya. Mary menurut dengan kekuatan yang mengejutkan, menangis saat dia memukul Mu-gyul, merasa seolah-olah ciuman pertamanya telah dicuri darinya.


Selama rapat perencanaan drama yang ke sekian kalinya, Jung-in bertanya pada Seo-jun sudah berapa lama dia dan Mu-gyul putus dan apakah Mu-gyul berkencan dengan orang lain. Seo-jun menjawab kalau Mu-gyul single dan meski dia punya banyak pengalaman mengencani wanita, dia tidak jatuh cinta serta tidak tertarik pada pernikahan. Jung-in mengkerutkan wajahnya karena jawaban Seo-jun tidak cocok. Mary dengan gugup memberitahu Jung-in kalau dia sebaiknya menyerah mengejarnya sebab ciuman itu sudah membuktikan hubungannya dengan Mu-gyul. Sebaliknya, Jung-in berkata kalau dia akan mencoba lebih keras.


Sebuah rapat diadakan untuk membicarakan perubahan yang diperlukan agar drama itu bisa ditayangkan. Penulis membaca keseluruhan catatan yang diberikan dalam naskahnya, yang menyatakan kalau karakter utama secara tidak diketahui jadi miskin, bahwa kelahiran rahasia akan menghidupkan segala sesuatunya, bahwa mereka harus membuat usia para karakternya untuk cocok dengan pasar yang lebih besar. Jung-in menawarkan laporan pembaca yang berlawanan, yang lebih disukai penulisnya, laporan ini tidak ingin menampilkan usia secara klise dan menawarkan untuk menyewa musisi inde sungguhan untuk kredibilitas. Ini adalah laporan Mary dan penulis senang dengan komentar itu.


 Di kantor, Mary mendengar manajer Bang menelpon, puas karena berhasil membuat Mu-gyul tetap menjalani kontrak palsunya. Dan apa yang ditemukan Mary saat dia pergi ke tempat Mu-gyul malam itu? Kontrak yang dibicarakan, tergeletak di sofa. Dia tidak mengerti banyak tentang pasal2 dalam kontrak tapi memasukkannya ke dalam tasnya untuk diperiksa lebih teliti. Keberadaan Mu-gyul hari ini membuat Mary memerah, soalnya sepertinya ciuman itu telah menambah ketertarikan Mary terhadap Mu-gyul. Mary bergegas keluar malam itu dengan alasan dia lemas, yang membuat Mu-gyul percaya kalau pipi Mary yang merona karena dia akan sakit.



Keesokan harinya Mary menyerahkan kontrak itu pada Jung-in dan bertanya pada Jung-in apa artinya. Meski tidak biasa dengan urusan kontrak, dia punya firasat buruk dan mengkhawatirkan Mu-gyul. Jung-in akhirnya mengerti pasal2 kontrak itu kejam dan bertemu dengan manajer Bang dengan kesalahannya, lalu mengatakan kalau Bang sudah menipu Mu-gyul dengan kontrak perbudakan (dimana Mu-gyul hanya memperoleh $4000 selama 10 tahun masa kontrak itu). Itu cukup untuk membuat Bang mundur dan menandatangani kontrak persetujuan untuk membiarkan Mu-gyul pergi.


Mary dengan gelisah menguping Mu-gyul malam itu ketika Mu-gyul mendapat pesan dari manajer Bang yang melepaskan Mu-gyul dari kontraknya. Mu-gyul bingung pada perkembangan yang tiba2 ini, sampai Mary menanyakan kasus itu. Menyipitkan matanya, Mu-gyul bertanya pada Mary apakah Mary mengatakan sesuatu pada Jung-in tentang kontrak ini. Mary tidak bisa menyangkalnya dan Mu-gyul mendesah dalam keputusasaan lalu dengan segera keluar untuk bertemu dengan Jung-in. Jung-in mengatakan kalau kontrak palsu itu bukan lagi masalah dan menasehati Mu-gyul untuk menandatangani kontrak dengan lebih hati2 di masa depan. Lalu ingin Mu-gyul menandatangani kontrak dengannya.


Mu-gyul curiga mata motif Jung-in, sedangkan Jung-in bertanya apa yang harus dia lakukan agar Mu-gyul mempercayainya. Mu-gyul menunjuk gitar mahal yang terpajang di kantor Jung-in – gitar itu sangat bagus dibandingkan gitar2 yang dimiliki kebanyakan musisi – dan dengan tegas mengatakan kalau dia tidak akan mempercayai orang kaya yang memakai gitar sebagai pajangan. Setelah itu, Mu-gyul berjalan keluar kantor itu, bermaksud untuk pergi… sampai sebuah suara menarik perhatiannya. Itu adalah suara petikan gitar dengan suara yang melankolis. Yang mengagetkan Mu-gyul, Jung-in yang memainkan gitar itu, dan dia tidak sadar kalau sedang dilihat oleh orang lain.

Jung-in tidak mampu bermain gitar lama2, dan dia mengepalkan jarinya karena sakit, yang sangat menakutkan. Pemandangan itu membuat Mu-gyul terkesan, yang bertanya-tanya apakah mungkin Jung-in bukan hanya sekedar penggemar, mungkin dia benar2 mengerti musik rock indie lebih dari yang Mu-gyul duga selama ini. Keesokan harinya, Mary mencoba menawarkan untuk bicara dengan Mu-gyul agar dia mau menandatangani kontrak, karena titik balik tidak logis adalah keahlian Mary. Jung-in mengatakan pada Mary kalau Mu-gyul tidak akan pernah mau tanda tangan. Dan pada saat itulah Mu-gyul keluar dari lift di depan mereka lalu mengumumkan, “Aku disini untuk tanda kontraknya.”


Jung-in penasaran ingin tahu tentang perubahan ini, yang dijawab oleh Mu-gyul, “Aku ingin tahu lebih banyak tentang dirimu.” Mu-gyul menyebutkan satu syarat: Mu-gyul ingin kontrak mereka berakhir pada hari yang sama ketika kontrak pernikahan 100 hari mereka berakhir. Sebab Mu-gyul masih belum mempercayai Jung-in di area di luar musik. Jung-in setuju pada syarat itu karena dia menghargai bakat musik Mu-gyul, tapi tidak akan mundur dari mengejar Mary. Mereka setuju untuk merahasiakan hubungan segitiga mereka di kantor.



Teman2 band Mu-gyul menunjukkan solidaritas dengan mengatakan hal2 jelek tentang Jung-in dan bertanya apa Mu-gyul pernah memikirkan Mary sebagai seorang wanita. Meski Mu-gyul menjawab kalau dia memikirkan Mary berbeda dari wanita lainnya, dia tidak mengartikannya dalam areal romantisme – dia lebih seperti ibu bagi Mu-gyul. Ternyata kontrak yang Mu-gyul tanda tangani itu menjadi sia2 sebab ibu Mu-gyul sudah baikan dengan pacarnya yang artinya dia tidak memerlukan uang itu lagi. Mu-gyul mencoba menahan rasa sakitnya karena sudah melakukan semua itu untuk ibu ketika ibu tidak memberitahunya kalau usaha itu tidak berguna lagi.


Mary mengerti ujung percakapan itu dan mengatakan dengan simpati kalau ibu Mu-gyul pasti membuatnya banyak kena masalah. Mu-gyul menjawab kalau ayah Mary lebih buruk dan mereka berdua mendesah, karena ini adalah sebuah permainan dimana kemenangan bukanlah benar2 kemenangan. Mu-gyul mengucapkan terima kasih karena Mary sudah membantunya dengan masalah kontrak itu, memencet pipi Mary dan menyebut mereka bersaudara. Kedekatan itu membuat hormone Mary meloncat, dan dia mendorong Mu-gyul. Karena tidak nyaman dengan kedekatan itu.


Mary bergabung dengan yang lainnya di resto, dimana Seo-jun juga ada disana dan Mu-gyul memperkenalkan Mary sebagainya fan-nya untuk menghindarkan kesalahpahaman yang aneh. Ketika Mary bertanya soal hubungan mereka, Seo-jun menjawab kalau mereka berkencan yang membuat pandangan orang2 di meja itu menjadi tidak nyaman. Seo-jun lalu mengatakan, “Atau dulu kami berkencan, sekarang kami berteman.” Setelah makan malam, Mary dan Mu-gyul melatih naskah drama sesuai dengan permintaan Mu-gyul agar dia mendapatkan sense dari setiap adegan yang akan dia nilai. Mary secara sembarangan memilih dialog adegan romantis sebagai latihan itu, tapi Mu-gyul tidak bisa karena terlalu aneh. Karena sudah terbiasa dengan cerita seperti ini, Mary menceritakan pada Mu-gyul tentang keseluruhan adegan, emosi yang harus diaduk, dan musik yang harus muncul dim omen yang tepat.


Mu-gyul mencoba masuk ke dalam jiwa setiap hal, ingin mendapatkan lebih dari setiap karakter ketika dia menirukan, “Jadilah keluargaku.” (artinya menikahlah denganku). Setelah itu, Mu-gyul memejamkan mata dan memiringkan badannya untuk sebuah ciuman, seperti yang tertulis dalam naskah… tapi Mary dengan gugup menghentikan momen itu. Mu-gyul memikirkan reaksi Mary dan bertanya dengan senyuman apakah Mary menyukainya. Mary protes, bersikeras kalau hal itu tidak akan pernah terjadi. Berikutnya, Mu-gyul menyalakan shower sebagai bagian dari perawatan rambutnya.


Teman2 Mary menebak dari khayalan Mary kalau dia sudah jatuh cinta pada salah satu dari dua pria itu dan memohon padanya untuk mengatakan pria yang mana. Mary mengatakan kalau opininya tentang Jung-in sudah bulat, dan bahwa dia adalah pria yang baik sebenarnya – tapi itu adalah opini dari sudut pandang objektif. Di sisi lain, rasanya aneh bagaimana berada di dekat Mu-gyul membuatnya merasa tidak nyaman. Masih saja Mary bersikeras kalau itu bukan cinta, dan Ji-hye bergumam kalau bagi gadis dengan dua pria keren berkeliaran di sekitarnya, kehidupan cintanya jelas membosankan…

Mu-gyul dan teman2 band-nya pindah ke studio kerja mereka yang baru, kagum pada perlengkapan dan instrument yang ada disana. Jung-in menyambut mereka, dan menyebut dirinya anggota kelima tidak resmi mereka, mengumumkan keinginannya untuk bertindak tidak hanya sebagai manajer, tapi sebagai rekan yang sebenarnya. Dia lalu ditarik dari studio karena krisis kecil: gossip kencan antara kedua bintangnya telah menjadi berita heboh. Lee Ahn mengumumkan kalau dia dan Seo-jun membuat rumor itu menjadi nyata, dan meminta Seo-jun untuk mengabaikan proyek ini sebelum lebih banyak waktu dan uang terbuang. Seo-jun mengatakan kalau Lee Ahn kurang setia, sama sekali tidak tertarik pada penawaran Lee Ahn. Lee Ahn menjawab kalau dia akan pergi – semoga beruntung dengan bencananya. 

Jung-in dipanggil oleh ayahnya, yang meminta laporan drama Jung-in dan usaha Jung-in untuk mendapatkan Mary. Dia senang mendengar kalau Jung-in dan Mary menghabiskan banyak waktu bersama, tapi memberikan ancaman serius pada putranya itu. Jadi keesokan harinya, Jung-in mengantar ayahnya dan Mary ke tempat khusus yang jauh dan bertanya pada Mary apa yang dia lakukan bersama Mu-gyul setelah bekerja, karena dia harus tahu Mu-gyul itu saingan seperti apa. Mary menjawab kalau mereka tidak pergi ke kencan special sebab Mu-gyul sibuk dengan musiknya dan Mary terikat pada dramanya. Secara umum, mereka tinggal di rumah, makan, bersih2, dan seterusnya.


Itu mungkin kedengaran kegiatan harian yang membosankan, tapi itu adalah pesona hubungan Mary/Mu-gyul, karena mereka sudah berakting seperti pasangan yang menyenangkan. Meski tanpa pelayan mewah atau makanan mahal, ada banyak hal yang membuat hubungan mereka tenang. Contohnya, Mary membersihkan studio dan mengomel pada Mu-gyul lewat telpon tentang kebiasaan kacau Mu-gyul seperti istri yang cerewet, lalu bertanya tentang rencana makan malam Mu-gyul. Mary setuju untuk menyiapkan makan malam ketika Mu-gyul tiba di rumah.


Mary menemukan benangnya tergeletak, dan memutuskan untuk menyelesaikan sarung tangannya sembari memasak makan malam. Ketika makan malam siap, Mary mengirim foto makanan itu pada Mu-gyul yang tersenyum sebagai penghargaannya kepada Mary. Mu-gyul mengkahiri latihan vocalnya dengan Seo-jun jadi dia bisa pulang untuk langsung makan malam. Sedangkan, ayah Jung-in menghadiahkan ayah Mary dengan sebuah resto ddukkbokki sebagai hadiah agar Mary menjauh dari pacar rockernya. Ayah Mary dengan gugup menjamin kalau semuanya sudah diurus tapi terbukti salah waktu anak buah presiden membawa foto Mary yang ada di tempat Mu-gyul. Presiden mengumumkan kalau ayah tidak melakukan pekerjaannya dengan bagus – dia yang akan mengambil alih.


Jadi, ayah Mary mengintai di luar studio untuk menghadapi saat dia pulang ke rumah. Melihat kalau Mu-gyul diantar oleh Seo-jun, ayah menuduh Mu-gyul punya dua kekasih lalu menyeretnya ke dalam untuk diajak bicara. Jika Mu-gyul serius dengan Mary seperti yang dia katakan, kalau begitu ayah ingin melihat rasa hormat resmi Mu-gyul padanya. Dan memotong rambut panjangnya! Mu-gyul menolak dan pergi, dan setelahnya Mary mendapatkan cerita lengkap dari ayahnya, dan menyadari kalau ayah Jung-in yang melakukan tekanan keras. Dengan marah, Mary ingin bertemu langsung dengan ayah Jung-in untuk meluruskan ini semua.


Ayah, yang menjadi pengecut di depan ayah Jung-in, mencoba menghentikan Mary beberapa kali, tapi Mary tetap maju, mengatakan pada presiden kalau dia kecewa melihat sikapnya. Presiden-lah yang punya ide kontrak ini, jadi dia harus menghormati pasal2nya, jadi Mary bisa menghormati kewajibannya sendiri. Yang membuat ayah kaget, presiden setuju pada semua permintaan Mary serta berjanji untuk meninggalkan Mu-gyul dan ayah Mary mulai dari sekarang.


 Yang membuat Mary paling terkejut adalah saat dia mendapati Mu-gyul menampilkan wajah baru keesokan harinya. Pemotongan rambutnya memberikan pernyataan bahwa ayah tidak boleh memikirkan untuk melakukan protes dan ayah berpikir bahwa Mu-gyul benar2 mencintai Mary. Dia setuju untuk berhenti menggangu Mu-gyul sekarang dan mereka sudah jelas di tempat mana mereka berdiri. Mary merasa bersyukur tapi juga merasa bersalah ketika Mu-gyul mendesah telah kehilangan rambut. Dia mengatakan kalau dia harus melakukannya sebab kalau tidak, ayah Mary akan tetap campur tangan dan sekarang setidaknya, ayah berhenti mengurusi soal rambut.

Tapi Mary sungguh2 sedih karena Mu-gyul membabat rambut kesayangannya, berharap Mu-gyul memberitahunya sebelum melakukan itu. Mary sudah bicara dengan ayah malam sebelumnya dan mendapatkan persetujuan agar dia mundur, yang membuat pengorbanan rambut itu tidak penting. Mata Mu-gyul membulat untuk beberapa saat dan Mary menyeringai – berharap ada teriakan sampai Mu-gyul menarik wig-nya dengan tenang. Termenung, Mary gagap ketika Mu-gyul bertanya, “Kenapa aku harus memotong rambutku yang berharga?” Sedangkan untuk drama-nya… meski salah satu aktor memelas, dan masalah jadwal masih belum terpecahkan, Jung-in mengadakan pesta kick-off, dimana dia membuat pengumuman besar yang membuat semuanya sesak nafas: drama itu 100% akan diproduksi.


Hal ini memberikan Jung-in kepuasan karena dia berhasil menjebak Lee Ahn untuk tetap di drama itu, sebab Lee Ahn hanya setuju untuk tetap disana kalau proyek drama itu berjalan dalam waktu beberapa bulan ke depan. Sekarang dia terjebak dan dia kesal. Setelah itu Jung-in memperkenalkan musik yang akan mengiringi drama itu: tirai terangkat di panggung dan band mulai terlihat, yang dipimpin oleh Mu-gyul yang mengenakan baju pink dan celana kelap-kelip. Ketika Mu-gyul menyanyikan lagu bus-nya, dia memperhatikan Mary dan Jung-in bicara dengan santai dan alis Mu-gyul mulai mengkerut. Ironisnya, percakapan itu sebenarnya tentang betapa keren penampilan Mu-gyul. Sedangkan Seo-jun terus mengawasi Mu-gyul yang memandangi Mary dan Jung-in.


Setelah orang2 di pesta berbaur, Mu-gyul meminta Mary untuk bicara secara pribadi dan Mary menyelinap untuk menemuinya. Mu-gyul memarahi Mary karena bicara selama pertunjukkannya, mengeluh kalau dia terganggu olehnya. Dengan senyum kecil, Mary menebak, “Apa kau cemburu?” yang membuat Mu-gyul memutar matanya dan bertanya, “Apa kau disini untuk bekerja atau berkencan?” Jung-in menghampiri mereka berdua dan Mu-gyul memamerkan diri dengan menarik tangan Mary untuk menuntunnya keluar jadi mereka bisa melanjutkan percakapan mereka di luar.


Hanya, Jung-in tidak akan membiarkan mereka pergi dengan mudah. Dia mengingatkan Mu-gyul tentang perjanjian mereka untuk menjauhkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan, dan menarik pergelangan tangan Mary untuk menahannya. Para pria itu saling tatap saat Mary mendapati dirinya terjebak diantara kedua pria itu… dan saat itulah seluruh orang di pesta masuk ke ruangan itu, mencari Jung-in. Jung-in melepaskan tangannya. Tapi Mu-gyul masih tetap memegang tangan Mary sedangkan Seo-jun melihat mereka dengan kaget dan bertanya apa yang terjadi. Mary berusaha melepaskan genggaman Mu-gyul.


Jung-in menawarkan diri untuk menjelaskan pada kelompok orang itu, tapi Mu-gyul membuat langkahnya di depan Jung-in. Mu-gyul mengambil tangan Mary dengan tangannya dan mengangkat tangan mereka yang disatukan lalu mengumumkan, “Ini wanitaku. Kami telah menikah.”